Mengenal Peradaban Aztec dan Budaya Pengorbanan Manusia
Mengenal Peradaban Aztec dan Budaya Pengorbanan Manusia
Peradaban suku Aztec terletak di wilayah yang kini dikenal sebagai Meksiko tengah. Aztec mendirikan ibu kota mereka, Tenochtitlan, di sebuah pulau di Danau Texcoco, yang kini menjadi bagian dari Mexico City. Wilayah peradabannya mencakup sebagian besar dataran tinggi Meksiko tengah dan berkembang pesat antara abad ke-14 dan ke-16 sebelum kedatangan conquistador (penakluk/penajajah) Spanyol.
Peradaban Aztec meliputi wilayah yang luas, mencakup sebagian besar Mesoamerika, termasuk dataran tinggi Meksiko, bagian selatan Meksiko modern, dan wilayah di sekitarnya. Mereka menguasai berbagai suku dan kota-kota yang ditaklukkan melalui perang dan aliansi politik.
Suku ini mengembangkan jaringan perdagangan yang luas dan sistem tribut yang mengintegrasikan berbagai komunitas di wilayah kekuasaan mereka. Mereka juga dikenal karena warisan budaya yang kaya, termasuk arsitektur, seni, dan tradisi keagamaan yang sangat berkembang.
Pengorbanan manusia adalah salah satu aspek yang paling mencolok dan kontroversial dari budaya suku ini. Praktik ini adalah bagian integral dari kepercayaan dan ritual keagamaan suku Aztec, yang mendiami wilayah Meksiko tengah dari abad ke-14 hingga ke-16. Selain hal tersebut, suku ini juga mempercayai bahwa pengorbanan manusia adalah cara untuk menyenangkan dewa-dewa mereka dan menjaga keseimbangan alam semesta.
Ritual pengorbanan ini biasanya dilakukan di atas piramida besar, seperti Templo Mayor di Tenochtitlan, ibu kota Aztec. Korban sering kali adalah tawanan perang, namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa wanita dan anak-anak juga menjadi korban pengorbanan. Sumber arkeologis seperti rak tengkorak (tzompantli) dan menara tengkorak (Huey Tzompantli) mengungkapkan bukti fisik dari praktik ini, termasuk tengkorak yang disusun dalam formasi khusus untuk dipamerkan.
Menurut catatan sejarah dari para conquistador Spanyol, seperti Hernán Cortés, dan biarawan seperti Bernardino de Sahagún, ribuan orang dapat dikorbankan dalam satu upacara. Ritual ini biasanya melibatkan pengangkatan jantung korban yang masih berdetak sebagai persembahan kepada dewa-dewa, terutama dewa matahari dan perang, Huitzilopochtli.
Temuan arkeologis terbaru, termasuk analisis isotop pada sisa-sisa korban dan penemuan menara tengkorak, telah memberikan wawasan baru tentang skala dan kompleksitas pengorbanan manusia dalam budaya suku ini. Pengorbanan ini tidak hanya menunjukkan devosi religius tetapi juga berfungsi sebagai alat politik untuk menunjukkan kekuasaan dan menakut-nakuti musuh.
Dengan menggabungkan bukti sejarah dan arkeologis, kita dapat memahami bagaimana pengorbanan manusia memainkan peran penting dalam menjaga tatanan sosial dan religius di masyarakat Aztec yang kompleks dan maju.
Peradaban suku ini benar-benar runtuh dan hilang pada tahun 1521 setelah penaklukan Tenochtitlan oleh conquistador Spanyol yang dipimpin oleh Hernán Cortés. Keruntuhan Tenochtitlan menandai akhir dari peradaban suku ini sebagai entitas politik yang kuat, meskipun warisan budaya dan keturunannya tetap ada hingga saat ini.
Jangan lewatkan cerita menarik lainnya, klik di sini