BERTEMPUR SENDIRIAN
DI LUAR NALAR, BERTEMPUR SENDIRIAN MENGALAHKAN RATUSAN PASUKAN NAZI
Audie Murphy lahir pada 20 Juni 1925, di Kingston, Texas, dalam keluarga miskin. Ia adalah anak ketujuh dari sebelas bersaudara dan dibesarkan dalam kesulitan ekonomi yang parah. Setelah kematian ayahnya, ia mulai bekerja untuk membantu keluarganya, dan ketika Perang Dunia II meletus, Murphy merasa terdorong untuk bergabung dengan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat.
Pada usia 17 tahun, Murphy mencoba bergabung dengan Angkatan Bersenjata tetapi ditolak karena usianya yang terlalu muda dan tubuhnya yang kecil. Namun, setelah memalsukan tanggal lahirnya dan mendapatkan dokumen palsu dari sepupunya yang sudah lebih tua, Murphy akhirnya diterima pada tahun 1942 dan bergabung dengan Divisi Infanteri ke-15.
Perjuangan di Medan Perang
Audie Murphy menjalani pelatihan dasar di Camp Wolters, Texas, dan kemudian dikirim ke Eropa. Ia bertempur dalam beberapa pertempuran utama selama Perang Dunia II. Namun, kisahnya yang paling terkenal adalah selama Pertempuran Kolmar Pocket di Prancis pada 26 Januari 1945.
Selama pertempuran tersebut, pasukannya berada dalam posisi yang sulit. Pasukan Jerman melancarkan serangan besar-besaran dengan lebih dari 200 tentara, dilengkapi dengan senjata berat, tank, dan mortir. Situasi semakin memburuk ketika pasukan Jerman mulai menyerang posisi mereka, memaksa Murphy dan unitnya untuk menghadapi situasi yang sangat kritis.
Aksi Heroik di Medan Pertempuran
Ketika posisi mereka mulai hancur di bawah serangan musuh, Murphy dan pasukannya terus bertempur dan bertahan. Meski telah mengalami cedera, termasuk luka tembak, Murphy tetap berada di garis depan. Dia menunjukkan keberanian dan ketahanan yang luar biasa. Dengan mengambil alih senapan mesin yang terbakar, Murphy memanjat ke atas tank yang terbakar, berhadapan langsung dengan musuh.
Murphy tahu bahwa anak buahnya tidak akan mampu melawan pasukan yang begitu besar, jadi ia memerintahkan sebagian besar dari mereka untuk mundur ke posisi pertahanan yang telah dipersiapkan sebelumnya di sepanjang barisan pepohonan di dekatnya. Saat mereka berlari mencari perlindungan, ia tetap tinggal dan menggunakan telepon lapangannya untuk memanggil serangan artileri. Ia hanya punya cukup waktu untuk menyampaikan koordinatnya melalui radio sebelum tembakan salvo tank Jerman meletus di sekelilingnya. Satu peluru langsung mengenai pohon di dekat sarang senapan mesin dan menghujani krunya dengan serpihan kayu yang mematikan; yang lain mengenai penghancur tank di dekatnya dan membakarnya.
Dari tempat berlindung mereka di tepi barisan pepohonan, sebagian besar pasukan Murphy hanya bisa menyaksikan dengan kaget, betapa hebatnya Murphy sendirian dengan senapan mesinnya meratakan pasukan Jerman yang bergerak maju ke arahnya.
Dalam kondisi yang hampir mustahil, Murphy terus bertempur menembaki pasukan Jerman, membunuh puluhan tentara musuh dan menekan kemajuan mereka. Keberaniannya yang tak tergoyahkan membantu menghentikan serangan musuh dan memberikan waktu bagi pasukannya untuk melakukan konsolidasi dan melawan balik.
Penghargaan dan Pengakuan
Aksi heroik Murphy selama Pertempuran Kolmar Pocket tidak hanya mengubah jalannya pertempuran tetapi juga menyelamatkan nyawa banyak rekan-rekannya. Karena keberanian dan dedikasinya, Murphy dianugerahi Medal of Honor, penghargaan militer tertinggi di Amerika Serikat. Selain Medal of Honor, ia juga menerima Distinguished Service Cross, Silver Star, Bronze Star, dan berbagai penghargaan lainnya.
Kehidupan Setelah Perang
Setelah perang, Audie Murphy kembali ke Amerika Serikat dan menghadapi tantangan dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan sipil. Dia mengalami gangguan stres pasca-trauma (PTSD) dan berjuang dengan efek mental dari pengalamannya di medan perang. Namun, Murphy berhasil mengubah kesulitan ini menjadi kesempatan dengan memasuki dunia hiburan.
Murphy memulai karirnya sebagai aktor dan menjadi salah satu bintang film Hollywood yang terkenal. Ia membintangi film autobiografi tentang hidupnya, “To Hell and Back,” yang dirilis pada tahun 1955. Film ini menggambarkan perjuangannya selama perang dan menjadikannya salah satu tokoh pahlawan terkenal di Amerika.
Namun, meskipun telah memenangkan beberapa lusin medali untuk keberaniannya, ia selalu menolak upaya untuk menjulukinya sebagai pahlawan. “Keberanian hanyalah tekad untuk melakukan pekerjaan yang Anda tahu harus dilakukan,” katanya kepada wartawan saat kembali ke rumah pada tahun 1945. “Saya hanya berjuang untuk tetap hidup, seperti orang lain, saya kira.”
Jangan lewatkan cerita menarik lainnya, klik di sini