MENGENAL KARTEL MEKSIKO YANG BRUTAL!
MENGENAL KARTEL MEKSIKO YANG BRUTAL!
Wali Kota Chilpancingo, Meksiko, Alejandro Acros, tewas dibunuh usai kurang dari seminggu menjabat sebagai wali kota.
Dilansir CNN, Acros dikabarkan dibunuh oleh seorang tidak dikenal pada Selasa (1/10) lalu. Insiden pembunuhan ini terjadi sehari setelah Sekretaris Kota Francisco Tapia juga tewas ditembak mati oleh seorang tidak dikenal.
Chilpancingo sendiri merupakan ibu kota negara bagian Guerrero. Negara bagian ini memang dikenal sebagai sarangnya para kartel narkoba. Di sana, sering terjadi tindakan kriminal yang menewaskan korban jiwa.
Kasus pembunuhan terhadap politisi di Meksiko sebetulnya bukan barang baru. Sebab, sebelumnya, kejadian serupa juga pernah terjadi di negara berbahasa Spanyol tersebut.
Nah, apa itu kartel dan bagaimana sepak terjang kelompok ini di negara Meksiko, berikut ulasannya.
Asal Usul Kartel di Meksiko
Kartel narkoba di Meksiko adalah fenomena yang kompleks, dengan akar sejarah yang dalam dan berbagai faktor yang berkontribusi terhadap kemunculannya. Meskipun perdagangan narkoba di wilayah ini sudah ada sejak lama, kartel modern mulai terbentuk pada dekade 1980-an. Pada periode tersebut, Meksiko berkembang menjadi jalur utama untuk penyelundupan narkoba ke Amerika Serikat, khususnya kokain, heroin, dan marijuana.
Awal Perdagangan Narkoba
Sejarah perdagangan narkoba di Meksiko dapat ditelusuri kembali ke abad ke-19, ketika opium dan marijuana digunakan secara lokal. Namun, perdagangan ini tetap terfragmentasi dan dilakukan oleh petani kecil. Dengan meningkatnya permintaan narkoba di AS pada paruh kedua abad ke-20, situasi ini mulai berubah. Para produsen lokal mulai bergabung untuk membentuk jaringan yang lebih terorganisir, memanfaatkan peluang pasar yang menguntungkan.
Munculnya Kartel
Kartel pertama yang muncul secara signifikan adalah Kartel Guadalajara, yang didirikan pada akhir 1970-an dan dipimpin oleh Miguel Ángel Félix Gallardo. Dia memainkan peran kunci dalam menyatukan berbagai kelompok penyelundup narkoba, menciptakan struktur yang lebih terintegrasi dan efisien. Kartel Guadalajara tidak hanya terlibat dalam penyelundupan, tetapi juga berinvestasi dalam produksi dan distribusi, menjadikannya salah satu pemain utama dalam industri narkoba.
Namun, setelah penangkapan Gallardo pada tahun 1989, kekosongan kekuasaan menyebabkan munculnya beberapa kartel baru yang bersaing, termasuk Kartel Sinaloa, Juárez, dan Tijuana. Persaingan ini semakin memperburuk keadaan, menciptakan konflik kekerasan yang melibatkan berbagai pihak, termasuk aparat keamanan dan masyarakat sipil.
Korupsi dan Kekuatan Ekonomi
Salah satu faktor yang mempercepat pertumbuhan kartel adalah korupsi yang merajalela di Meksiko. Banyak pejabat pemerintah dan anggota kepolisian terlibat dalam praktik korupsi, menerima suap dari kartel untuk melindungi operasi mereka. Korupsi ini menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kartel untuk berkembang, memberikan mereka kebebasan untuk beroperasi tanpa takut akan penegakan hukum.
Dari sisi ekonomi, kartel memiliki sumber daya finansial yang sangat besar. Hasil dari perdagangan narkoba yang menguntungkan memungkinkan mereka untuk membeli senjata canggih, membayar suap, dan membangun infrastruktur. Banyak kartel juga mulai mendiversifikasi kegiatan mereka, terlibat dalam kejahatan lainnya seperti penculikan, pemerasan, dan perdagangan manusia, yang semakin memperkuat posisi ekonomi mereka.
Kekerasan yang Meluas
Kekerasan yang terkait dengan kartel juga semakin meluas. Metode brutal sering digunakan untuk mempertahankan kekuasaan, menakut-nakuti lawan, dan menghukum mereka yang dianggap sebagai ancaman. Konflik bersenjata antara kartel, serta antara kartel dan penegak hukum, telah menyebabkan ribuan kematian dan menciptakan atmosfer ketakutan di banyak daerah di Meksiko. Media dan jurnalis yang berusaha melaporkan aktivitas kartel sering kali menjadi target serangan, menghambat transparansi dan akuntabilitas.
Tindakan Pemerintah
Pada awal 2000-an, pemerintah Meksiko mulai mengambil pendekatan yang lebih agresif untuk memberantas kartel, termasuk melibatkan militer dalam operasi penegakan hukum. Presiden Felipe Calderón, yang menjabat dari 2006 hingga 2012, meluncurkan kampanye besar-besaran terhadap kartel, berusaha untuk mengurangi kekerasan dan mengembalikan ketertiban. Meskipun ada beberapa keberhasilan, seperti penangkapan pemimpin kartel, kekerasan malah meningkat dalam jangka pendek, mengakibatkan lebih banyak kematian dan kekacauan.
Salah satu tantangan besar adalah bahwa strategi penegakan hukum sering kali bersifat reaktif dan tidak terkoordinasi. Sering kali, tindakan pemerintah tidak mempertimbangkan faktor-faktor sosial dan ekonomi yang mendasari masalah ini. Dalam banyak kasus, kartel mampu beradaptasi dengan cepat, menemukan cara baru untuk beroperasi dan bersembunyi dari penegakan hukum.
Jangan lewatkan cerita menarik lainnya, klik di sini