World

GUNUNG TAMBORA

LETUSAN GUNUNG TAMBORA YANG MENGUBAH WAJAH DUNIA

Letusan gunung berapi adalah salah satu fenomena alam yang paling dahsyat dan dramatis di bumi. Gunung berapi yang meletus melepaskan energi yang sangat besar dalam bentuk lava, abu vulkanik, gas beracun, dan material piroklastik.

Proses ini terjadi ketika tekanan dari dalam bumi, yang disebabkan oleh aktivitas magma, mencapai titik di mana kerak bumi tidak lagi mampu menahan, menyebabkan ledakan atau aliran lava yang mematikan.

Letusan gunung berapi tidak hanya membentuk lanskap geografis, tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap lingkungan, ekosistem, dan kehidupan manusia di sekitarnya. Seperti yang terjadi pada letusan Gunung Tambora.

Gunung Tambora, yang terletak di Pulau Sumbawa, Indonesia, meletus pada 10 April 1815 dan menjadi salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah yang tercatat. Letusan ini memiliki dampak yang sangat besar, tidak hanya bagi wilayah sekitarnya tetapi juga secara global.

Diperkirakan sekitar 71.000 orang meninggal akibat letusan ini dan dampak langsungnya. Sebagian besar korban tewas akibat aliran piroklastik, tsunami yang dihasilkan, dan kelaparan yang terjadi setelah letusan.

Letusan ini menyebabkan kehancuran total lingkungan di sekitar Gunung Tambora. Desa-desa di sekitar gunung terkubur oleh abu vulkanik, dan sebagian besar vegetasi di sekitar gunung hancur.

Hilangnya Peradaban di Sekitar Gunung Tambora

Peradaban di sekitar Tambora juga musnah akibat letusan gunung tersebut. Ahli sejarah dan arkeologi berpendapat bahwa ada tiga kerajaan lokal yang hilang, yaitu Tambora, Sanggar, serta Pekat.

Selanjutnya, berbagai benda ditemukan, seperti perunggu, kaca, tembikar, rangka rumah kayu, perabotan, keramik, keris, sampai dengan alat tenun. Semua barang tersebut mengindikasikan keberadaan Kerajaan Tambora dan Pekat.

Tahun Tanpa Musim Panas (1816)

Jika kehancuran di sekitar Tambora disebabkan terpaan awan panas, kematian massal berskala global justru disebabkan pendinginan Bumi pasca-letusan. Setahun kemudian, 1816, tidak terjadi musim panas. Salju turun di bulan Juni di Albany, New York. Total penurunan suhu bumi saat itu mencapai 0,4 sampai 0,7 derajat celsius. Dampaknya adalah kegagalan panen global. Sungai es terlihat pada bulan Juli di Pennsylvania. Ratusan ribu orang mati kelaparan di seluruh dunia.

Gagal panen karena Tambora

Meski terletak di Indonesia bagian tengah, namun dampak dari letusan itu memengaruhi dan berdampak ke kehidupan di seluruh dunia.

Abu yang disemburkan letusan Tambora mempengaruhi suhu rata-rata dunia turun hingga 3 derajat celcius. Letusan ini juga membuat sejumlah negara di belahan bumi utara tak memiliki musim panas selama satu tahun. Tanaman gagal dipanen dan banyak binatang ternak mati karena kelaparan.

Karl Drais
Karl Drais

Menginspirasi Lahirnya Sepeda

Dampak letusan tambora bukan hanya tanaman gagal tetapi juga banyak binatang ternak mati karena kelaparan, salah satunya adalah kuda yang ketika itu banyak dimanfaatkan manusia untuk sarana transportasi berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Menariknya adalah bagaimana bencana ini secara tidak langsung menginspirasi penemuan sepeda modern.

Karl Drais, seorang penemu dari Jerman mencari alternatif transportasi yang tidak bergantung pada kuda. Pada tahun 1817, ia menciptakan “Laufmaschine” atau “mesin berjalan,” yang kemudian dikenal sebagai “draisine” atau velocipede, cikal bakal sepeda modern. Alat ini merupakan kendaraan roda dua yang digerakkan dengan kaki, dan dianggap sebagai salah satu inovasi penting yang lahir dari dampak tidak langsung letusan Gunung Tambora.

Kekalahan Napoleon

Dalam sebuah teori yang disampaikan Napoleon Society, kekalahan Napoleon dalam pertempuran di Waterloo, 18 Juni 1815, disebut dipengaruhi oleh bencana iklim yang terjadi akibat meletusnya Gunung Tambora.

Suhu dingin disertai hujan badai membuat pasukan Napoleon terjebak di lumpur yang mengakibatkan efektivitas pasukan kavaleri juga amunisi meriam menjadi tak bisa dipakai kendati dari sisi jumlah, pasukan Napoleon lebih unggul dibanding lawan.

Letusan Gunung Tambora sering dibandingkan dengan letusan besar lainnya seperti Krakatau pada tahun 1883, tetapi dampaknya terhadap iklim global bahkan peradaban menjadikan Tambora sebagai salah satu peristiwa vulkanik yang paling signifikan dalam sejarah modern. Tambora sekarang menjadi objek studi penting dalam vulkanologi dan perubahan iklim. Kawah besar yang terbentuk setelah letusan, yang dikenal sebagai kaldera, sekarang menjadi daya tarik wisata dan simbol dari kehancuran dan kebangkitan kembali.

Jangan lewatkan cerita menarik lainnya, klikĀ di sini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *