Human Zoo 2024: Fakta Mengejutkan Tentang Eksploitasi Manusia Sebagai Tontonan
Human Zoo, eksploitasi manusia sebagai tontonan eksotis dalam pameran mirip kebun binatang.
Kebun bintang merupakan alternatif hiburan yang sangat menyenangkan. Tidak heran jika liburan telah tiba, kebun binatang selalu ramai dikunjungi masyarakat. Namun pernahkah Anda membayangkan ketika anda berkunjung ke kebun binatang, bukan satwa saja yang Anda lihat, tetapi juga manusia yang dikurung layaknya satwa lainnya di kebun binatang?
Mungkin Anda merasa bahwa hal tersebut berlebihan, tetapi seratus tahun yang lalu, “kebun binatang manusia” adalah hal yang cukup lumrah di beberapa belahan dunia seperti Belgia, Prancis, Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya. Mereka menghabiskan hari liburnya untuk melihat manusia dari belahan dunia lain.
Manusia-manusia ini ditempatkan di sebuah tempat menyerupai kandang dan dipertontonkan kepada orang banyak. Kegiatan biadab ini, malah menjadi sangat populer di Eropa, sampai-sampai dibuatkan acara khususnya yang diberi nama World Fair di Prancis yang dikunjungi 18 juta orang.
Acara World Fair menjadi agenda rutin tahunan. Orang-orang dari Afrika, Asia, Aborigin, India dan suku-suku asli dari berbagai penjuru dunia dipajang dalam Natural Enclosure buatan sesuai dengan asal mereka.
Bentuknya hampir mirip dengan taman safari, Anda akan dipadu mengelilingi area kebun yang luas, untuk mengunjungi “booth” yang ada, atau yang mereka sebut dengan Village.
Orang-orang Afrika dipaksa untuk menggerogoti tulang sehingga tampak seperti kanibal, orang-orang Asia dipertunjukkan dengan pakaian asal mereka lengkap dengan ornamennya, pengunjung diperkenankan untuk memberi makan orang-orang dari kepulauan Pasifik, suku Indian dipaksa untuk berpura-pura melakukan upacara sakral mereka di hadapan banyak orang, dan banyak lagi.
Acara ini digelar dari kota-kota besar di Eropa sampai ke Amerika Serikat. Rekor pengunjung terbanyaknya adalah 34 juta pengunjung pada tahun 1931 di Paris.
Kebiadaban ini akhirnya berangsur-angsur berkurang sejak perang dunia kedua dan berhenti total pada tahun 1958 di Belgia.
Antropolog Shoshi Parks menulis untuk Timeline perihal fenomena ini. Ia menyebut asal-usulnya berangkat dari kelahiran pertunjukan sirkus di London pada 1770-an. Sirkus tidak hanya memamerkan kemampuan atletis atau hewan eksotis, tetapi juga orang-orang aneh.
Konsep “aneh” dalam kepala orang Eropa juga berkembang. Tidak hanya untuk mereka yang lahir dengan kondisi fisik tidak wajar. Tapi juga suku-suku asli dari luar Benua Biru dengan warna kulit, kebudayaan, dan gaya hidup yang berbeda.
Ideologi tersebut selaras dengan rasisme yang melekat pada proyek kolonialisme Eropa. Kebun binatang manusia adalah etalase untuk menunjukkan klaim bahwa strata orang kulit putih (penjajah) lebih tinggi serta lebih beradab dibanding orang kulit berwarna (terjajah) yang “primitif.
Ada ada saja…
Jangan lewatkan cerita menarik lainnya, klik di sini