News

KECELAKAAN BUS PALING MENGENASKAN

KECELAKAAN BUS PALING MENGENASKAN

Jagad maya dihebohkan dengan kebakaran bus yang menewaskan 23 orang yang terdiri dari siswa dan guru di hailand. Berdasarkan investigasi pihak berwenang, penyebab kebakaran diakibatkan meledaknya tabung gas yang berada di bawah bus.

Bus yang digunakan merupakan bus yang sudah dimodifikasi, dimana bus tersebut tidak lagi menggunakan solar tetapi gas alam. Bus ini menggunakan enam tabung gas yang dipasang secara legal di bagian belakang.

Mengutip laman BBC, bus tersebut melanggar aturan dengan memasang lima tabung gas tambahan secara ilegal di bawah area depan bus. Hal itu yang membuat kecelakaan ini jadi berakibat sangat fatal.

Penyelidik menemukan bahwa salah satu pipa tabung gas yang ada di depan pecah akibat benturan, kemudian mengeluarkan gas yang memicu kebakaran. Penumpang yang terjebak tampaknya tidak dapat membuka pintu darurat di bagian belakang.

Kecelakaan bus ini merupakan salah satu peristiwa kecelakaan terburuk dalam sejarah transportasi darat Thailand bahkan bisa dikatakan di Asia Tenggara.

Namun, peristiwa serupa pernah terjadi di Indonesia loh! Yaitu kecelakaan maut bus Paiton yang menelan korban 54 orang tewas pada tanggal 8 Oktober 2003.

Peristiwa tersebut dikenal dengan Tragedi Paiton. Para korban adalah siswa dan guru dari SMK Yayasan Pembina Generasi Muda (Yapemda), Sleman Yogyakarta. Kecelakaan berawal saat SMK Yapemda 1 Sleman melakukan darmawisata ke Bali dengan menggunakan tiga bus AO Transport.

Saat berangkat ke Bali, darmawisata berjalan lancar. Namun tidak saat kembali ke Sleman. Bus kedua AO Transport terbakar sesaat setelah melewati sebuah tanjakan di tikungan Jalan Raya Surabaya-Banyuwangi, tepatnya di kawasan Banyuglugur, Situbondo.

Saat itu, sebuah truk kontainer tiba-tiba memotong jalur dan langsung menabrak bagian depan bus. Tak hanya itu. Bagian belakang bus juga dihantam oleh truk colt diesel. Akibatnya bus kedua AO Transport terjepit dua truk.

Sesaat kemudian muncul percikan api di bagian depan bus karena tangki bocor setelah tabrakan itu. Penumpang yang panik berusaha menyelamatkan diri dengan berlari ke arah belakang bus.

Nahas, pintu bus bagian belakang tidak dapat dibuka karena tertabrak truk colt diesel, dan palu pemecah kaca pun tidak ada. Sebanyak 51 siswa, dua guru, dan seorang pemandu wisata tak bisa menyelamatkan diri dan terpanggang hidup-hidup.

Mereka tewas seketika di lokasi kejadian. Kecelakaan yang kini disebut Tragedi Paiton 2003 itu merenggut nyawa 54 penumpang bus. Sementara sopir bus AO Transport selamat dengan melompat keluar bus. Sedangkan kernetnya mengalami luka bakar cukup serius.

Kecelakaan Bus Paiton 2003
Kecelakaan Bus Paiton 2003

Ada Tiga Bus yang Berangkat

Waktu itu, SMK Yapemda 1 Sleman menggunakan tiga bus untuk berwisata ke Bali. Bus ketiga yang sebenarnya sering mengalami sial di perjalanan, yakni mengalami dua kali pecah kaca dan pernah pula tersangkut kabel listrik.

Namun tak disangka, justru bus kedua yang mengalami kejadian sangat tragis.

Siswa yang ada di dua bus lain tak sadar, bila ternyata bus kedua tersebut tidak berhasil sampai ke tujuan.

Rombongan kedua bus yang lain baru menyadari satu bus mengalami kecelakaan naas setelah sampai di Yogyakarta.

Warung di Dekat Lokasi Memilih Tutup

Setelah bus yang membawa 54 penumpang itu terbakar, beberapa warung yang ada di dekat lokasi memilih tutup karena ngeri. Tempat terjadinya kecelakaan adalah sebuah jalan yang cukup tinggi. Sedangkan kiri kanannya berupa bukit dan tanaman liar yang sepi.

Bus Dikemudikan Sopir Cadangan

Pria bernama Budi yang saat kejadian mengemudikan bus ternyata hanyalah sopir cadangan. Sopir yang sebenarnya adalah Armando.

Sempat beredar kabar bahwa mereka melarikan diri setelah kejadian tersebut. Namun dari pihak perusahaan otobus menyangkal bahwa sopirnya melarikan diri. Mereka justru ikut membantu mengeluarkan penumpang.

Tragedi Paiton 2003 menjadi kecelakaan maut bus paling tragis sepanjang sejarah. Bahkan, kecelakaan itu mengubah standar keselamatan bus di Indonesia. Pemerintah pun menerapkan standar baru keselamatan di bus-bus umum.

Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan mengungkapkan sejak peristiwa itu, bus harus dilengkapi alat pemecah kaca atau palu untuk menghadapi situasi darurat.

Berkaca dari peristiwa AO Transport tahun 2003, dianggap (salah satunya) karena kurangnya pintu evakuasi. Makanya setelah tragedi itu diwajibkan buat ada palu pemecah kaca dan pintu darurat yang ada di sebelah kanan (belakang).

Tragedi bus Sleman ini menjadi pengingat pahit tentang pentingnya keselamatan di jalan raya. Perbaikan infrastruktur, kesadaran akan pentingnya istirahat bagi pengemudi, dan penegakan aturan lalu lintas yang ketat adalah langkah-langkah penting untuk mencegah kecelakaan tragis di masa depan.

Jangan lewatkan cerita menarik lainnya, klik di sini

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *