PESTA TERMAHAL
PESTA TERMAHAL YANG PERNAH DIADAKAN DI DUNIA
Pesta yang diadakan oleh P Diddy salah satu artis/rapper asal Amerika memang sedang mengguncang jagat maya. Bagaimana tidak, pesta yang bertajuk WHITE PARTY ini merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan untuk menghibur para artis papan atas Amerika.
Namun, dibalik pesta yang serba putih-putih tersebut terdapat skandal yang selama bertahun-tahun ditutup-tutupi, sebut saja penyalahgunaan narkotika dan kekerasan seksual. Terlepas dari skandal yang sedang heboh tersebut, white party sudah menjadi icon pesta yang mahal dan bergengsi di kalangan para artis.
Bicara soal pesta, mungkin belum banyak yang tahu bahwa pesta terbesar yang pernah di adakan justru bukan diadakan di Amerika atau Eropa, tetapi diadakan di Iran! Ya, Anda tidak salah baca, Negara Iran pernah melangsungkan pesta yang sangat mewah dan mahal.
Pesta ini diadakan oleh Mohammad Reza Pahlavi pada tanggal 14 Oktober 1971. Pesta ini diadakan di Persepolis, situs arkeologi kuno yang merupakan ibu kota Kekaisaran Persia pada masa pemerintahan Cyrus Agung dan Darius I. Tempat ini dipilih tidak hanya karena nilai sejarahnya, tetapi juga untuk menunjukkan keterkaitan antara dinasti Pahlavi dengan masa kejayaan Persia kuno. Reruntuhan tersebut dipugar dan disiapkan untuk menampung acara tersebut, termasuk pembangunan jalan dan fasilitas modern yang diperlukan untuk tamu-tamu VIP.
Di tengah reruntuhan Persepolis, dibangun kompleks tenda mewah yang lebih menyerupai istana. Tenda-tenda ini dirancang oleh desainer top dari Paris dan dilengkapi dengan semua fasilitas yang mewah, seperti lantai marmer, perabotan antik, serta pendingin udara yang sangat langka dan mahal pada saat itu. Kompleks tenda ini disebut “Kota Tenda” dan mencakup semua fasilitas terbaik yang bisa disediakan pada zamannya.
Shah Iran menyewa restoran Prancis ternama, Maxim’s de Paris, untuk menyiapkan semua hidangan bagi tamu undangan. Maxim’s dikenal sebagai salah satu restoran paling mewah di dunia, dan untuk pesta ini, mereka mengangkut bahan-bahan segar dan staf dari Paris ke Iran. Menu yang disajikan termasuk makanan kelas dunia seperti foie gras, burung pegar, dan hidangan-hidangan mahal lainnya yang dimasak dengan standar kuliner tertinggi.
Acara ini dihadiri oleh lebih dari 60 kepala negara, bangsawan, dan pejabat tinggi dari berbagai negara di seluruh dunia. Beberapa tamu terkemuka termasuk Kaisar Haile Selassie dari Ethiopia, Raja Hussein dari Yordania, serta para bangsawan dari Eropa dan Asia. Para tamu ini diundang untuk merasakan kemegahan Iran dan menjadi saksi dari ambisi Shah dalam menampilkan negaranya sebagai kekuatan global yang kuat. Setiap tamu diangkut dengan pesawat jet pribadi dan diberikan sambutan yang sangat istimewa.
Shah dan Permaisuri Farah Diba mengenakan busana yang dirancang khusus oleh desainer terkenal untuk acara ini. Selain itu, diadakan parade militer besar yang menampilkan prajurit berpakaian seragam dari berbagai periode sejarah Persia. Parade ini bertujuan untuk memperlihatkan kesinambungan sejarah dan kekuatan militer Iran dari masa ke masa. Kostum, kendaraan, dan alat-alat militer yang digunakan dalam parade tersebut juga dirancang untuk menciptakan kesan yang memukau bagi para tamu.
Salah satu alasan utama mengapa pesta ini dianggap sangat mewah adalah biaya yang sangat besar yang dihabiskan untuk menyelenggarakannya. Diperkirakan, biaya untuk pesta ini mencapai 300 juta dolar AS (setara 4,5 T rupiah), jumlah yang luar biasa untuk acara perayaan. Dana ini dihabiskan untuk mempersiapkan lokasi, menyewa jasa terbaik dari seluruh dunia, dan mengundang tamu-tamu kenegaraan dalam skala besar. Shah Iran tidak segan-segan menghabiskan uang untuk memastikan bahwa pesta ini akan dikenang sebagai yang paling mewah dan berkelas.
Sebagai penutup dari acara tersebut, diadakan pertunjukan kembang api yang sangat spektakuler. Kembang api ini dipersiapkan oleh tim profesional internasional dan berlangsung di atas reruntuhan Persepolis.
Meski pesta ini berlangsung dengan gemilang, acara tersebut tidak lepas dari kritik, baik di dalam maupun di luar Iran. Banyak yang melihat perayaan ini sebagai pemborosan yang sangat tidak pantas di tengah kemiskinan yang melanda banyak wilayah di Iran.
Selain itu, perayaan ini juga memperburuk citra Shah sebagai pemimpin yang otoriter dan terputus dari rakyatnya. Di satu sisi, Shah berusaha untuk menampilkan dirinya sebagai modernis yang berkomitmen untuk membawa Iran ke era baru, namun di sisi lain, acara seperti ini hanya memperkuat kesan bahwa dia lebih peduli pada kemegahan dan pengakuan internasional daripada kesejahteraan rakyatnya.
Beberapa tahun setelah perayaan tersebut, gelombang protes mulai meningkat, dan pada 1979, Revolusi Islam menggulingkan Shah dan mengakhiri monarki di Iran.
Jangan lewatkan cerita menarik lainnya, klik di sini